Senin, 18 November 2019
Rabu, 06 November 2019
Rabu, November 06, 2019
No comments
PENYUSUNAN SILABUS DAN RPP
A. Pengertian Silabus
Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi
dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar.
Di Indonesia, silabus merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh
kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam standar isi sehingga relevan
dengan konteks madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan
pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi merupakan standar
minimal yang berisi Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus
berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran,
materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
sumber, dan alokasi waktu belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a)
kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan
tujuan dan materi yang akan diajarkan), (b) cara mengembangkannya
(terkait dengan metode dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran),
dan (c) cara mengetahui bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh
siswa (terkait dengan cara mengevaluasi terhadap penguasaan materi
yang telah diajarkan).
B. Prinsip Pengembangan Silabus
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu:
(i) konsisten,
yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
(ii) memadai,
yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
(iii) ilmiah,
yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan.
(iv) relevan,
yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi
dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
(v) sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
(vi) aktual
dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
(vii) fleksibel,
yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di
madrasah dan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan ajar, dan
kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi
(viii) menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)
C. Langkah Penyusunan Silabus dengan Pendekatan Mata Pelajaran
Sesuai
dengan struktur dan muatan kurikulum yang ditetapkan, pembelajaran di
kelas IV- IV MI/SD menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Secara umum langkah penyusunan silabus dengan pendekatan mata pelajaran diringkas pada
i. Identifikasi SK/KD, SKL, dan Struktur Kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
Sebelum menyusun silabus, perlu dilakukan pengkajian komponen KTSP yang
berkaitan dengan penyusunan silabus yaitu SK/KD dalam Standar Isi dan
struktur dan muatan kurikulum. Perlu analisis mendalam keseluruhan
SK/KD dalam Standar Isi unuk memperoleh gambaran keseluruhan SK/KD dan
hubungan serta kedalaman suatu SK/KD dalam suatu mapel. Setelah melihat
hubungan dan kedalamannya penyusun silabus menentukan pemetaan yang
menunjukkan urutan penyajian/ pengelompokan SK/KD dan alokasi waktu
yang disediakan untuk SK/KD tertentu. Alokasi waktu ini didistribusikan
pada pemetaan berdasarkan pekan efektif yang ada pada dokumen 1 KTSP
(contoh pemetaan utuh lihat lampiran .....)
Box 10: Contoh Pemetaan SK-KD
Mata Pelajaran Pendidikan Agama
|
ii. Penyusunan Program Tahunan dan Progam Semester
Setelah langkah pemetaan dilakukan pembuatan program tahunan/program
semester. Program tahunan/program semester berisi pendistribusian waktu
secara rinci penyajian tiap-tiap KD selama satu tahun/semester.
iii. Penjabaran Komponen Silabus
Langkah
ketiga penyusunan silabus adalah menjabarkan komponen-komponen
silabus yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Salah satu
format penjabaran silabus dicontohkan berikut.
Box: 12: Contoh Format Silabus
|
Untuk mengisi format tersebut diperlukan proses yang sistematis dan logis dengan urutan sebagai berikut:
1. Menuliskan Kompetensi Dasar
Penulisan
KD sesuai dngan urutan pada pemetaan. Urutan KD dalam silabus akan
mencerminkan urutan RPP yang akan dibuat dan urutan penyajiannya dalam
pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi dasar pertama yang akan dijabarkan
juga disesuaikan dengan pemetaan.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok
Materi
pembelajaran berupa fakta,konsep, prinsip ,posedur, dan nilai-nilai.
Materi pembelajaran ditentukan dari kata benda yang terdapat pada
kompetensi dasar. Prinsip pemilihan materi pokok duraikan berikut.
(i) Materi cukup memadai (kedalaman/ keluasannya) untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi dasar
(ii) Materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;
(iii) Materi harus bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik;
(iv) Kesesuaian materi dengan karakteristik kompetensi dasar
· kompetensi dasar dengan karakteristik keterampilan berarti materi berupa prosedur dan praktik/ latihan-latihan
· kompetensi dasar yang berfokus pada pemahaman konsep materi berupa jabaran konsep, prinsip, dan contoh penerapan konsep
· kompetensi
dasar yang berfokus pada pembentukan sikap berupa jabaran contoh-contoh
penerapan sikap, manfaat / kerugian/ dampak suatu sikap, latihan
menerapkan sikap
Dalam
rumusan kompetensi dasar (KD) selalu memuat kata kerja dan objek.
Materi pokok dikembangkan berdasarkan pada objek dari rumusan KD.
Penyusunan materi bisa dilakukan dengan merinci objek pada rumusan KD
Contoh:
SK : Beriman kepada nabi dan rasul
KD : mengenal nabi dan rasul Alloh
Materi : pengertian nabi dan rasul
25 nama nabi dan rasul
Ayat Alquran menjelaskan keharusan umat Islam beriman
kepada rosul Alloh
Akidah Akhlak
KD : Membiasakan diri sholat jumat
Materi : Tata cara sholat jumat
praktik sholat jumat
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman dasar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar juga
mencakup kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran, penting bagi para penyusun silabus
untuk memfokuskan pada jenis-jenis pengalaman belajar yang sesuai dan
aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai hasil
pembelajaran atau standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pada
pengembangan kegiatan pembelajaran ini perhatian penyusun silabus harus
ditekankan pada bagaimana cara belajar dan bukan apa yang dipelajari.
Untuk itu, pada kolom kedua silabus dikembangkan kegiatan pembelajaran
dan bukan materi pokok.
Kegiatan
pembelajaran dirumuskan dengan mempertanyakan tahapan kegiatan apa
yang tepat dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar
Prinsip perumusan kegiatan pembelajaran dalam silabus
- Tahapan kegiatan mencapai KD
- berpusat pada siswa
- memberi kesempatan bekerja sama /kecakapan hidup yang lain (berupa diskusi, eksplorasi, menganalisis/mengelaborasi, dan sebagainya)
- menantang /menyenangkan
Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
(i) Kegiatan
pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip
pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada
siswa.
(ii) Kegiatan
pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
(iii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
(iv) Rumusan
pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Box 13: Contoh Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
· Kegiatan pembelajaran : - Mengamati CD/mendengar/ membaca buku cerita tentang rasul Allah
- Berpasangan membuat pertanyaan tentang nabi dan rasul yang dibaca/didengar
-Menyimpulkan pesan yang harus diimani
|
Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
(v) Kegiatan
pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip
pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada
siswa.
(vi) Kegiatan
pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
(vii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
(viii) Rumusan
pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Contoh rumusan kegiatan pembelajaran yang benar
“Mengamati lingkungan untuk mendeskripsikan ciri tumbuhan”
“Berdiskusi tentang hasil pengamatan tumbuhan”
Di bawah ini juga dicontohkan daftar kata kerja operasional untuk merumuskan kegiatan pembelajaran/ pengalaman belajar
Tabel 17: Kata Kerja untuk Kegiatan Pembelajaran
Kata Kerja kegiatan pembelajaran/ Pengalaman Belajar
| |
|
|
a. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda/bukti pencapaian kompetensi dasar yang
ditengarai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dengan kata lain
indikator merupakan tingkah laku operasional yang menjadi bukti / tanda
tercapainya kompetensi dasar.
Prinsip Penyusunan Indikator
• Indikator
dijabarkan sesuai karakteristik kompetensi dasar (bisa dengan
penjabaran kata kerja pada KD, penjabaran lingkup materi pada KD, atau
kedua-duanya)
• Indikator disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan sekolah
• Indikator dapat diamati dan diukur ketercapaiannya
• Indikator menjadi acuan penyusunan penilaian
• Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Langkah merumuskan indikator
1. Menganalisis
karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada Kompetensi
Dasar (termasuk kognitif, keterampilan atau afektif).
2. Mempertanyakan perilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai bukti pncapaian kompetensi
3. Menjabarkan tingkat kompetensi (kata kerja pada KD) dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi
4. Menjabarkan materi pada KD
5. Merumuskan indikator yang sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi untuk mencapai kompetensi.
A. Penjabaran Indikator Kategori Kognitif
Penjabaran
indikator dari kompetensi dasar yang termasuk kategori kognitif
dilakukan dengan mencermati kata kerja yang ada pada kompetensi dasar.
Dasar rincian dapat menggunakan Taksonomi Bloom (C1 berupa ingatan, C2
= pemahaman , C3 = penerapan, C4 = analisis, C5 = sintesis, dan C6 =
evaluasi. Prinsip penjabaran indikator adalah merinci kata kerja dan kata benda (isi) dalam kompetensi dasar.
Contoh 1
Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan vektor (termasuk kategori C3 )
Contoh indikator benar
1. Mampu menggambarkan penjumlahan vektor segaris maupun tidak segaris
2. Menghitung penjumlahan dua vektor/lebih secara dalil sinus, cosinus, dan analitis
Contoh tersebut benar karena cakupan indikator sesuai dengan karakteristik kata kerja maupun isi kompetensi dasar (menghitung dan menggambarkan
sama-sama tingkatan kognitif penerapan dari kompetensi melakukan).
Menghitung dan menggambarkan penjumlahan merupakan kata operasional
dari melakukan.
Contoh indikator yang salah
1. Mampu menjelaskan pengertian vektor
2. Mampu membedakan jenis-jenis vektor
Contoh
tersebut salah karena tingkatan berpikir yang dijadikan indikator lebih
rendah dari tingkatan berpikir yang dituntut pada kompetensi dasar.
Yang dituntut tingkatan berpikir C3 (melakukan penghitungan) tetapi yang
ditagih dalam indikator hanya tingkatan C1 dan C2.
Contoh 2
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara taharahnya ( bersucinya )
Kompetensi Dasar :
1.1 Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara taharahnya ( bersucinya )
Rumusan Indikator
- Mampu menyebutkan pengertian najis
- Mampu menyebutkan macam-macam najis
- Mampu menjelaskan tatacara membersihkan najis
Contoh
tersebut benar karena tingkatan berpikir yang dijadikan indikator
sesuai dengan yang diminta pada kompetensi dasar. Lingkup materi juga
sesuai dengan materi pada kemampuan dasar.
B. Perumusan Indikator Kategori Keterampilan
Perumusan
indikator kompetensi dasar yang berupa keterampilan dirumuskan dalam
bentuk kata kerja operasional lakukan dengan merinci materi dalam KD
(kata kerja dalam KD tetap). Pada KD dengan kategori keterampilan kata
kerja yang digunakan biasanya berupa kata: mempraktikkan,
mendemonstrasikan, mensimulasikan dan sebagainya. Materi
pada KD dirinci menjadi tahapn-tahapan kegiatan melakukan suatu
keterampilan. Pada contoh berikut, praktik berwudlu dirinci menjadi
bagian-bagian rukun wudlu (tahapan berwudlu)
Contoh 1
KD : mempraktikkan tata cara wudlu
Alternatif Indikator A (beberapa indikator)
1. Mampu mempraktikkan niat wudlu dengan benar
2. Mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar
3. Mampu mempraktikan membasuh tangan dengan benar
4. Mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar
5. Mampu mempraktikkan membasuh kaki dengan benar
Alternatif indikator B (satu indikator)
Mampu mempraktikkan wudlu sesuai dengan tatacara berwudlu secara benar
Contoh 2
KD : Menulis surat resmi
Indikator
- Mampu menentukan isi surat resmi sesuai dengan konteks (tujuan pembuatan surat)
- Mampu menulis surat resmi dengan menggunakan kata dan kalimat yang sesuai
- Mampu menulis surat resmi menggunakan ejaan dengan tanda baca secara tepat
ATAU satu indikator
Mampu
menyusun surat resmi dengan isi yang sesuai tujuan penulisan surat,
menggunakan kalimat baku serta tanda baca yang sesuai
Contoh 3 (Indikator sama dengan kompetensi dasar)
KD : Menghafal surat Al Fatihah
Indikator
Mampu menghafal surat Al Fatihah
Indikator Kompetensi Dasar Afektif
Menganalisis
karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada KD. Kata
kerja dalam kelompok afektif dapat berupa kata kerja menyetujui, membiasakan, berperilaku,menghindari, menerapkan perilaku .., menunjukkan perilaku .... dan sebagainya. Karena kata kerja operasional untuk kompetensi dasar afektif ada yang sulit dioperasionalkan, perlu proxy indicator yaitu
indikator perantara yang menunjukkan tanda tercapainya indikator.
Misalnya, perilaku beriman kepada Allah tidak dapat diamati secara
langsung sehingga dirumuskan indikator perantaranya yaitu frekuensi
atau menunjukkan perilaku untuk sholat, puasa, zakat, dan sebagainya.
Indikator afektif diukur dengan instrumen penilaian pengamatan (sesuai
dengan Standar Penilaian)
Contoh KD afektif pada mapel Fikih, Aqidah Akhlak, Quran Hadist di madrasah
• KD :Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari
• KD : Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS
• KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari.
• KD : Membiasakan mengikuti salat Jumat
• KD : Membiasakan hidup suci dan bersih
• dalam kehidupan sehari-hari
• KD : Menerapkan kandungan surat al-Faatihah dan al- Ikhlas
• KD : Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua
• KD: Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS
• KD : Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS
Indikator : Mengoperasionalkan kata kerja dalam KD dan merinci materi dalam KD
• Dari kisah Nabi Ayub siswa dapat menunjukkan perilaku menyetujui perilaku sabar yang dilakukan
• Dari kisah Nabi Adam tentang taubat dapat menunjukkan perilaku menyetujui taubat yang dilakukan
• Mempraktikkan sifat sabar yang berupa tahan belajar
• Mempraktikkan bertaubat setiap habis sholat
Contoh 2
KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari
- Jika ditunjukkan kasus siswa menunjukkan perilaku setuju berkaitan dengan tindakan –tindakan merawat tumbuhan
- Jika dihadirkan kasus siswa menunjukkan perilaku setuju berkaitan dengan tindakan –tindakan merawat binatang
- Menunjukkan perilaku/melakukan tindakan merawat tumbuhan (menyiram tumbuhan di rumah/ di sekolah)
- Menunjukkan perilaku merawat binatang yang ada di lingkungan rumahnya.
Contoh 3
KD: Membiasakan berakhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang dan rukun
terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
1. memberi salam kepada guru, orangtua, teman
2. bersalaman kepada orangtua, guru,
3. berkata sopan santun kepada sesama
4. berpakaian bersih
5. badan bersih (memotong dan membersihkan rambut, kuku, mandi, gosok gigi)
6. mau membuang sampah pada tempatnya,
7. menunjukkan perilaku membantu teman
9. menunjukkan perilaku membantu anggota keluarga
Di bawah ini dicontohkan kata kerja operasional untuk merumuskan indikator.
Tabel 18: Rumusan Indikastor
Kognitif
|
Keterampilan
|
Afektif
|
|
|
|
Box 20: Contoh Penulisan Indikator yang salah dan yang benar
rumusan indikator dengan penekanan pada ranah kognitif
Mata Pelajaran : IPA
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
Mata Pelajaran : IPS
Kompetnasi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa
pra-aksara di Indonesia
Contoh rumusan indikator dengan penekanan pada aspek keterampilan
Kompetensi Dasar : 4.2 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku
Contoh pengembangan indikator
|
4. Menentukan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian digunakan dengan menggunakan tes dan
nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan
hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
(i) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
(ii) penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar
Keterampilan --- unjuk kerja, tes produk, proyek
Pengetahuan --- tes tertulis
Sikap ---- lembar observasi
Tips untuk menguji ketepatan alat Penilaian dalam silabus
(i) Apakah alat asesmen sesuai dengan indikator suatu kompetensi dasar?
(ii) Apakah metode pengukuran/Penilaiant merupakan
metode yang terbaik untuk mengukur indikator dari kompetensi dasar
ini? Apakah Ada cara yang paling relevan untuk mengukur ketercapaian
indikator?
Guru
perlu memutuskan cara yang paling tepat untuk mengukur kompetensi dan
indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan
telah berhasil dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan
pengukuran siswa, terdapat dua prinsip penting yang harus
dipertimbangkan oleh penyusun silabus.
(i) Menggunakan berbagai alat penilaian
· Guru membuat tes (pilihan gguru, jawaban ringkas, Benar/salah, mencocokkan dan karangan.
· Produk
/ contoh pekerjaan siswa (kerja praktek, karangan, bagan, model,
proyek, tugas, melengkapi pekerjaan rumah, buku tugas, dan sebagainya.
· Pengamatan
yang sistematis terhadap pekerjaan siswa di kelas (melaksanakan kerja
praktek untuk IPA dan IPS, menyelesaikan soal-soal matematika, mengamati
pekerjaan dan performa mereka dalam kelas drama).
· Skala
penilaian dan daftar (misalnya performa murid dalam debat atau drama,
partisipasi dan kerja sama dalam diskusi kelompok dengan siswa lain,
performa lisan dalam diskusi kelas dan penyelesaian tugas praktik).
· Ujian lisan
· Kinerja/
unjuk kerja atau kerja praktik yang berisi demonstrasi agar siswa
menunjukkan pemahaman dan keterampilannya berkaiatan dengan kompetensi
dasar.
(ii) Penilaian
harus berhubungan dengan kompetensi dan indikator yang telah
ditetapkan. Secara garis besar, kompetensi atau hasil yang tidak dapat
diukur tidaklah perlu diukur. (ada yang beranggapan bahwa hal ini tidak
mungkin dilakukan di semua mata pelajaran seperti dalam mata pelajaran
agama).
5. Menentukan Alokasi Waktu, dan Menentukan Sumber Belajar
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentinggan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam. Untuk itu, perlu dilhat kembali pemetaan hasil bedah KD yang
telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya..
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang
ditetapkan sumber belajar yang dipilih diharapkan banyak memanfaatkan
lingkungan sekitar. Prinsip Alamtakambang hendaknya jadi acuan. Semua yang terkembang di alam semesta / di lingkungan sekitar menjadi alat pembelajaran.
iv. Kiat-kiat dalam Penyusunan Silabus
Untuk
melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun silabus, berikut
disampaikan kiat-kiat tambahan agar silabus yang disusun menjadi lebih
baik.
(i) Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan berkaitan, sebelum memulai menulis silabus guru. Sebagai contoh :
· Standar isi
· Standar kompetensi untuk mata pelajaran terkait dan tingkatan kelas
· Buku wajib/buku cetak dan sumber lainnya
(ii) Buatlah
semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal,
termasuk sumber belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan
(iii) Lakukan
pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Pemetaan mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran
kompetensi-kompetensi ini dan perkiraan alokasi waktu. Guru tidak harus
mengikuti urutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang dinyatakan
dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru
bisa memilih untuk mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang
tersedia, yang berasal dari hasil demonstrasi kerja mereka
(iv) Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam pemetaan
(v) Masing-masing
mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan dalam 4 pertemuan setiap
minggu dalam dokumen BSNP, yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per
semester. Satu semester berakhir dari 17-19 minggu]
(vi) Pusatkan
kegiatan pembelajaran guru pada siswa. Gunakan pengalaman masa lalu
mereka dalam merencanakan kegiatan-kegiatan ini. Cobalah untuk memulai
setiap kompetensi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk
mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui. Kemudian guru bisa
menyusun silabus berdasarkan kegiatan-kegiatan ini
(vii) Pastikan
bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran yang akan melibatkan siswa dengan cara belajar mereka
sendiri. Kadang-kadang hanya ada satu kegiatan pembelajaran yang cocok
untuk suatu topik, tetapi disini kami menekankan pada variasi kegiatan
untuk seluruh semester
(viii) Ingatlah
bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi
silabus guru harus memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa
menggunakan waktu mereka sendiri untuk membaca mengenai suatu/beberapa
konsep. Guru harus memeriksa apakah siswa memiliki teknik membaca yang
efektif. Hal ini merupakan hasil penting dari pelatihan bahasa.
(ix) Suatu
waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan
kegiatan pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan
pembelajaran bisa diatur dalam berbagai macam cara, yang akan
menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan guru, melihat
apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan.
Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk mengetahui apakah
mereka setuju dengan metode guru
(x) Buatlah
semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal
termasuk yang berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika
menyeleksi materi dari kegiatan-kegiatan ini.
(xi) Pastikan
bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai
contoh pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan
mereka pelajari dan pada Matematika, pastikan bahwa konsepnya tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Juga pastikan dalam setiap mata
pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sulit.
(xii) Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari karakteristik mata pelajaran, seperti :
· Merancang konsep dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit dalam langkah-langkah sederhana
· Dari topik yang menjadi prasyarat menuju topik yang ahli/mahir (advanced)
· Dari konsep yang umum ke yang khusus
· Dari contoh/kasus personal/individu ke konsep umum
(xiii) Indikator
belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa
sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar.
Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena indikator tersebut akan
diukur diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran. Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang dipelajari dan
bagaimana hal tersebut bisa di demonstrasikan.
(xiv) Perjelas
perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan
pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan
menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas, materi adalah dasar
dari suatu topik atau materi belajar, dan indikator merujuk pada apa
yang harus dicapai. Sering terjadi dalam draft/naskah awal, tidak
mungkin membedakan ke tiga kolom ini, dan dalam beberapa kasus mereka
sama!
Contoh :
· Kegiatan pembelajaran: siswa diminta mengatur/mengurutkan daftar bilangan pecahan dengan cara/metode yang lain
· Materi : bilangan pecahan
· Indikator pembelajaran : siswa bisa mengatur/mengurutkan bilangan pecahan dengan benar
(xv) Sediakan
pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih jauh selain dari
tes lisan dan tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain
seperti: menyelesaikan pekerjaan di kelas, tugas, proyek, melakukan
percobaan, membuat model, dan menulis essay, laporan dll. Guru harus
menyediakan instrumen yang bervariasi, kalau tidak, semua siswa akan
belajar dengan cara yang sama, sementara mereka memiliki
keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak semua kompetensi bisa dicapai
melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)!
(xvi) Pastikan
pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan
guru tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam silabus.
Tidaklah realistis untuk melakukan tes tulis setiap selesai pertemuan
seperti yang tercantum (dalam silabus), yang menjadi kasus dalam
beberapa silabus.
(xvii) Pilihlah
sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru
untuk menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus
sepertinya buku cetak/wajib (text books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.
v. Mengecek Ketepatan Silabus yang Telah Ditulis
Setelah
silabus disusun perlu dilihat lagi apakah silabus tersebut sudah
meenuhi syarat atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi
silabus.
(i) Rambu-rambu umum
· Kajilah kembali apakah terdapat kesesuaian antar komponen dalam silabus.
· Kajilah
kembali apakah seluruh komponen silabus dikembangkan dengan
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi (apakah menggunakan berbagai
sumber yang bervariasi dan aktual), apakah media kontekstual (sesuai
dengan kompetensi dasar yang mau dicapai dan kontekstual)
· Apakah
keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan
tuntutan masyarakat.
· Apakah komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)
(i) Rambu-rambu khusus untuk validasi silabus dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian pada Box 13.
Box 14: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus
Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus
Nama Guru :: ........................................
Mata pelajaran : ........................................
|
D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
i. Pengertian RPP
RPP
merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang guru
ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. RPP menjadi
panduan bagi seorang guru dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD)
menjadi indikator, menentukan pengalaman belajar yang sesuai, materi
pokok pembelajaran, menentukan bentuk, teknik dan instrument
pembelajaran berdasarkan alokasi waktu dan sumber belajar.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa
indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Gambar 04: Alur penyusunan RPP
ii. Langkah Yang Harus Ditempuh Dalam Menyusun RPP
Langkah dalam menyusun RPP adalah sbb.:
(i) Menuliskan identitas
(ii) Menuliskan kembali SK/ KD dan indikator yang telah ditentukan pada silabus
(iii) Menentukan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Tujuan
pembelajaran dirumuskan dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik dan
cakupan kompetensi dasar. Tujuan bisa berupa jabaran tahapan logis
dari KD (satu KD beberapa tujuan ) atau bisa juga sama dengan KD (satu
KD satu tujuan pembelajaran). Kedalaman tujuan disesuaikan dengan
kondisi peserta didik. Prinsip penulisan tujuan (1) tujuan harus
operasional, (2) tujuan dijabarkan dari KD (per tahap dalam mencapai
KD). Misalnya; pada KD yang berupa keterampilan dijabarkan menjadi
tujuan (a) mampu menjelaskan konsep/prinsip/prosedur yang berkaitan
dengan cara melakukan keterampilan tertentu, dan (b) mampu melakukan
keterampilan, dan (3) rumusan tujuan mencakup kata kerja operasional dan
cakupan materi .
Contoh perbedaan tujuan dan indikator
Kompetensi Dasar :
Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan
sistematika yang tepat dan bahasa baku
Tujuan
|
Rumusan Indikator
|
· Mampu menjelaskan ciri-ciri surat dinas
· Mampu menjelaskan sistematika surat dinas
· Mampu menyusun surat dinas sesuai konteks dan menggunakan bahasa baku
|
· Mampu menulis surat dinas sesuai dengan konteks penulisan dan menggunakan bahasa baku
|
Catatan
· Tujuan
menjabarkan tahapan kemampuan sebagai kemampuan bawahan/sebelumnya
yang perlu dikuasai siswa sebelum mencapai kompetensi akhir seperti
tercantum pada KD.
· Indikator sebagai ciri kompetensi dasar yang harus dinilai ketercapaiannya melalui penilaian. Pada conth di atas satu indikator
· Indikator
dipilih dari tujuan atau diambil semua dari tujuan jika memang semuanya
menjadi penanda/ciri ketercapaian KD (tidak harus semua tujuan menjadi
indikator). Pada contoh di atas kemampuan terakhir sudah mewakili
penanda ketercapaian KD sehingga indikator hanya 1 buah saja.
· Indikator difokuskan pada kemampuan akhir (terminal objective)
dari sebuah kompetensi dasar. Pada contoh di atas kemampuan akhir yang
menjadi ciri KD adalah kemampuan menyusun surat dinas sesuai konteks dan
dengan menggunakan bahasa baku. Kemampuan lain hanya sebagai jembatan
untuk mencapai KD. Jadi, kemampuan antara tersebut tidak harus diukur
(tidak harus dinilai).
(iv) Menentukan Metode
Metode
yang dipilih harus bertumpu pada prinsip pelaksanaan kurikulum yaitu
penggunaan multistrategi sehingga siswa belajar dalam suasana aktif,
kreatif, dan menyenangkan serta belajar hidup bersama/bekerja sama.
Metode yang dapat dipilih adalah metode inkuiri, pemodelan, jigsaw,
tanya- jawab, TGT (Tournament Game Team), simulasi, out door activity, diskusi
kelompok, dsb. Beberapa contoh metode pembelajaran akan dibahas lebih
lanjut pada bagian lain. Pad RPP metode yang dituliskan harus dijabarkan
pada kegiatan pembelajaran.
(iv) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Prinsip penyusunan kegiatan pembelajaran
· Kegiatan
pembelajaran pada RPP dirinci menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan
Inti, kegiatan penutup. Sesuai dengan standar proses, kegiatan inti
minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (a) Tahap eksplorasi
memberi kesempatan pada siswa untuk memanfaatkan panca inderanya
semaksimal mungkin untuk berinteraksi dengan lingkungan/sumber belajar
baik berupa peristiwa alam, sumber tulis/lisan, nara sumber (tokoh),
dan sebagainya. Sumber-sumber yang dieksplorasi harus sesuai dengan KD
yang akan diajarkan. Tahap eksplorasi ini merangsang
pertanyaan-pertanyaan dalam diri siswa. (b) Tahap elaborasi
mengarahkan siswa untuk mencermati ulang yang telah dialami dalam
proses ekplorasi untuk menemukan konsep yang berkaitan dengan apa yang
akan dipelajari. Tahap elaborasi merangsang daya pikir tingkat tinggi
siswa dengan mengkaji/mendiskusikan temuan-temuan pada tahap
eksplorasi. (c) Tahap konfirmasi merupakan tahapan untuk
menguatkan apa yang ditemukan siswa. Tahap konfirmasi berfungsi untuk
menyimpulkan temuan yang benar, meluruskan temuan yang kurang tepat,
atau memberi balikan untuk perbaikan produk yang telah dibuat siswa.
Alternatif kegiatan yang sesuai dengan tahap eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dapat dipelajari pada uraian berikutnya pada panduan ini.
· Berpusat
pada siswa. Kegiatan yang dirancang memberi kesempatan siswa untuk
aktif mengamati model, menemukan ciri berdasarkan pengamatan, menggali
informasi dari objek sekitar/nara sumber, berdiskusi, bermain peran,
melakukan percobaan, melakukan keterampilan tertentu (mendengarkan
berita, menulis, berbicara, membaca), aktif menilai karya teman/ karya
sendiri, aktif saling bertanya, bermain game yang sesuai KD, aktif membuat produk/karya secara berpasangan/berkelompok/ individu, latihan menerapkan konsep.
· Kegiatan
pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar (lihat
pemetaan). Jika bersifat pemahaman konsep berarti kegiatan pembelajaran
bersifat penemuan konsep dengan mengamati berbagai contoh, jika berupa
penerapan konsep berarti harus banyak mencoba/ berlatih, jika berupa
sikap berarti ke arah penghayatan dan pengamalan)
· Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
· Rumusan
pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu
kegiatan siswa dan materi.
Apa perbedaan Kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP
Perbedaan kegiatan pembelajaran pada silabus dan pada RPP.
diuraikan berikut.
· Kegiatan pembelajaran pada RPP lebih rinci (ada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup), pada silabus belum terjabarkan.
· Kegiatan
pembelajaran pada RPP kegiatan inti dirinci menjadi minimal tiga
siklus yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (sesuai standar isi)
· Kegiatan pembelajaran sudah diatur per pertemuan
( jika di silabus ada 2 jam berarti di RPP hanya dirancang untuk 1
pertemuan, jika 6 jam berarti kegiatan pembelajaran dijabarkan menjadi 3
pertemuan, dst).
·
Kegiatan pembelajaran di RPP sudah diorganisasikan waktunya lebih
rinci (berapa menit pendahuluan, berapa menit kegiatan tertentu pada
inti, dan berapa menit pada penutup).
Perbedaan Kegiatan Pembelajara pada Silabus dan RPP
KD: mengenal nabi dan rosul
Kegiatan Pembelajaran pada Silabus
- Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku
tentang 25 rosul Alloh
- Menyimpulkan siapa nabi dan rosul yang harus diimani umat Islam
Kegiatan pembelajaran pada RPP
Pendahuluan (10 menit)
-Guru menunjukkan gambar perayaan maulid
- Siswa diajak membacakan sholawat untuk nabi
- Siswa bertanya jawab cerita nabi yang pernah dibaca
Kegiatan Inti ( 50 menit)
- Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/ membaca buku
tentang 25 rosul Alloh (tahap eksplorasi)
- Bernyanyi menghafalkan nama nabi dan rasul Alloh (elaborasi)
- Saling membuat pertanyaan tentang pengertian nabi dan rasul (elaborasi)
- Saling bercerita (cerita berantai) tentang nabi dan rosul Alloh (elaborasi)
- adu cepat tepat saling menebak nama nabi/rosul yang dideskripsikan kelompok lain
- Guru memberi umpan balik ketepatan dan memberi pesan yang relevan (konfirmasi)
Penutup (10 menit)
- Guru meminta siswa membaca cerita-cerita tentang nabi dan rosul
- Guru memberi pesan yang bia diteladani dari pelajaran hari ini
Sebagai bekal tambahan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran pada RPP
di bawah ini diuraikan penjelasan lebih lanjut tentang kegiatan inti
yang berfokus pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1) Kegiatan Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut.
a) Melibatkan
peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema
Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang
jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
c) Memfasilitasi
terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Macam-macam alternatif kegiatan eksplorasi:
§ Membaca tentang
§ Mendengar tentang
§ Berdiskusi tentang
§ Mengamati model (teks/ karya)
§ Mengamati demonstrasi
§ Mengamati simulasi kasus
§ Mengamati 2 perbandingan
§ (yang salah dan yang benar)
§ Mencoba melakukan kegiatan trtentu
§ Membaca kasus (bedah kasus)
§ Talk show
§ Berwawancara dengan sumber tertentu (menggali informasi)
§ observasi terhadap lingkungan
§ mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
§ mencoba bereksperimen
§ Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
§ Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran
2) Kegiatan Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru melakukan hal-hal berikut.
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b)
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
f)
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Macam-macam alternatif kegiatan elaborasi:
§ diskusi/ mandiri
§ Mengidentifikasi ciri
§ Menemukan konsep
§ Melakukan generalisasi
§ Mencari bagian-bagian
§ Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
§ Memasukkan dalam kelompok yang mana (memilah-milah)
§ Membandingkan dengan dunia nyata atau pengetahuan yang telah dimiliki (analisis beda dan persamaannya)
§ Menganalisis mengapa terjadi begini/ begitu dari hasil eksperimen/ demonstrasi
§ Meramalkan apa yang akan terjadi dari eksperimen
§ Mengidentifikasi mana yang beda/sama dengan model bandingkan/kriteria dan mana yang lebih baik
§ Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar
§ Mengurutkan
§ Mengelompokkan
§ Mengkombinasikan
§ Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak
§ Menguhung-hubungkan (mencari model hubungan)
§ Menasangkan contoh dan bukan contoh
§ (memanfaatkan model bandingan untuk elaborasi)
Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran
3) Kegiatan Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru melakukan kegiatan-kegaiatan berikut.
a)
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
(i)
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar;
(ii) membantu menyelesaikan masalah;
(iii) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
(iv) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
(v) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Macam-macam alternatif kegiatan konfirmasi:
§ Penyimpulan
§ Memberikan balikan apa yang dikerjakan peserta didik
§ Penjelasan mengapa salah
§ Penjelasan mana yang bnar dan yang salah
§ Meluruskan yang salah
§ Menegaskan yang benar
§ Melanjutkan/ menambahkan yang kurang
§ Mengangkat kasus yang salah dan yang benar - menjelaskan mengapa salah/benar
§ Menyimpulkan konsep, kriteria , prinsip, cara mencapai yang lebih baik, contoh dan bukan contoh
§ Memperluas contoh yang bebar dan yang salah
§ Menjelaskan bagaimana seharusnya
§ Menciptakan rubrik
Berikut
contoh skenario pembelajaran/ kegiatan pembelajaran penerapan
metode-metode pembelajaran aktif yang bervariasi pada berbagai tahapan.
Box 15: Contoh KD yang Berfokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)
|
Box 16: Contoh KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep
KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep
· Pendahuluan
Menunjukkan gambar peristiwa dan bertanya jawab tentang hal yang terkait dengan kompetensi dasar
Bertanya jawab tentang apa yang akan dipelajari dan manfaatnya
Menginformasikan tujuan yang akan dicapai
Apersepsi (bertanya jawab tentang konsep yang berkaitan)
· Kegiatan Inti (alternatif 1)
Mengamati peristiwa yang berkaitan dengan suatu konsep ( Eksplorasi)
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep (Elaborasi)
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain (Elaborasi)
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
(Elaborasi)
Saling mengoreksi dan mendapat umpan balik dari guru (Konfirmasi)
· Kegiatan inti (alternatif 2)
Mengamati peristiwa alam sekitar yang berkaitan dengan suatu konsep
Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep
Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang lain
Secara individu mengerjakan LKS untk menerapkan konsep
Berwawancara dengan nara sumber berkaitan dengan suatu konsep
Diskusi tentang hasil wawancara dan kaitannya dengan suatu konsep
Secara individu antara lain mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep
· Kegiatan Akhir
Menyimpulkan konsep yang ditemukan
Merancang tugas pengayaan untuk penerapan konsep
|
Box 17: Contoh KD yang Fokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)
KD Berfokus pada Keterampilan dan Menghasilkan Produk/ Karya
· Pendahuluan
Bertanya jawab tentang produk yang terkait dengan KD
Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau dan manfaat mengaitkan KD dengan dunia nyata
· Kegiatan Inti
Mengamati model teks (struktur isi dan bentuk)
Bermain mengurutkan bagian teks
Bertanya jawab tentang aspek teks yang terkait
dengan indikator
Menulis draf
Menulis secara utuh
Belanja dan saling mengoreksi dengan rubrik
yang telah disiapkan guru
Revisi berdasarkan masukan teman /guru
· Kegiatan Penutup
Menyimpulkan langkah yang ditemukan dalam menghasilkan produk
Merancang tugas pengayaan untuk merevisi karya yang dihasilkan
|
(v) Mengembangkan materi
Materi pembelajaran berupa fakta,konsep, prinsip ,posedur, dan
nilai-nilai. Materi pembelajaran ditentukan dari kata benda yang
terdapat pada kompetensi dasar.
Mengembangkan materi dalam RPP ditempuh melalui
· Menjabarkan materi pokok pada silabus lebih rinci (operasional)
· Disesuaikan dengan dengan karakteristik daerah;
· Disesuaikan dengan aktualitas dan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
· Kebermanfaatan bagi peserta didik;
· Struktur keilmuan;
· Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
· relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
· alokasi waktu
(vi) Mengembangkan Alat Penilaian
Pada
RPP wujud alat Penilaian dan penilaiannya sudah dirancang secara
operasional (siap pakai). Kalau di silabus disebus tes tulis berarti di
RPP dikembangkan wujud tes tersebut. Jika pada silabus disebut tes
unjuk kerja berpidato berarti pada RPP dikembangkan perintah untuk
berpidato dan illustrasinya dengan rubrik/pedoman penilaiannya. Cara
pengembangan alat penilaian (lihat Lampiran …..)
(vii) Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada kegiatan pembelajaran
Cermati
kegiatan pembelajaran pada RPP dan kembangkan alat/ media/ bahan yang
diperlukan untuk mendukung operasional RPP. Misalnya, LKS untuk
mendukung percobaan, kegiatan membaca, CD yang yang harus diamati,
contoh surat yang harus diamati, bahan yang harus didiskusikan, panduan
pertanyaan untuk menggali informasi/ merangsang pertanyaan siswa, dan
sebagainya
(viii) Menuangkan rumusan RPP ke dalam format baku dengan contoh sbb.:
Box 18: Contoh format RPP
Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata
pelajaran :
......................................................................................................
Kelas/Semster
:
......................................................................................................
Unit*
:
......................................................................................................
Kompetensi
Dasar :
......................................................................................................
Alokasi
Waktu :
......................................................................................................
I.
Indikator :
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
II.
Tujuan pembelajaran :
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
III.
Materi pembelajaran :
......................................................................................................
......................................................................................................
IV.
Metode pembelajaran:
......................................................................................................
......................................................................................................
V. Langkah-langkah pembelajaran waktu
1. Kegiatan awal:
...........................................................................................
............. ..........
...........................................................................................
............. ..........
2. Kegiatan inti: (minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi)
...........................................................................................
............. ..........
...........................................................................................
............. ..........
3. Kegiatan akhir:
...........................................................................................
............. ..........
...........................................................................................
............. ..........
VI. Alat/bahan/sumber belajar: ..............................................................................................
VII.
Penilaian :
....................................................................................................................
|
iii. Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP
Untuk
membuat para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru
membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana para siswa belajar. Beberapa
siswa mampu berpikir secara verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih
suka menggunakan gambar, beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan
melakukan sesuatu, yang lain dengan menonton, meraba dan merasakan atau
dengan berpikir, dan sebagainya, dan berbagai strategi belajar [seperti
misalnya interaktif, kelompok kecil dan pengajaran dengan penelitian.
1. Memahami Gaya Belajar Peserta Didik
Sebelum
berlanjut untuk mendiskusikan isi, nampaknya ada gunanya kita mengingat
fakta bahwa karena setiap siswa punya cara belajar yang mereka sukai
sendiri, para guru harus mencoba menerapkan berbagai strategi
pembelajaran jika mereka ingin parasiswa mendapatkan kesempatan yang
maksimal untuk belajar. Kita akan secara singkat mengulas kembali cara
bagaimana siswa belajar.
(i) Ada
siswa yang belajar dengan cara melakukan, ada yang dengan melihat, ada
juga yang dengan merasa, yang lainnya mungkin dengan berpikir. Meskipun
seorang siswa mungkin menggunakan keempat metode ini dalam belajar,
pasti ada satu ang mereka lebih sukai. Bagaimana dengan Guru, metode apa yang lebih disukai Guru
(ii) Berikut adalah sejumlah cara lain untuk melihat preferensi belajar. Ada yang lebih suka dengan cara verbal (verbaliser) sementara lainnya lebih suka dengan melihat (imager). Ada yang suka memproses informasi sebagai keseluruhan (wholist). Sementara yang lainnya lebih suka memproses suatu informasi sebagai bagian-bagian (analytick). Sekali lagi, kita menggunakan berbagai metode ini dalam belajar, tetapi kita pasti punya semacam kesukaan terhadap 1 metode. Metode mana yang lebih disukai Guru
Banyak
riset yang dilakukan untuk mengetahui cara-cara orang belajar.
Berdasarkan penelitian-penelitian ini, para ahli pendidikan telah
mengembangkan sejumlah teori mengenai cara-cara orang belajar yang dari
situ kemudian strategi pengajaranpun disesuaikan untuk tiap gaya belajar
yang berbeda. Intinya adalah tidak ada satupun strategi
pengajaran/pembelajaran yang cocok untuk semua siswa. Untuk itu, para
guru harus menggunakan banyak strategi pengajaran/pembelajaran jika
mereka ingin para siswa mendapatkan kesempatan belajar yang maksimal.
Diagram
di bawah ini mendeskripsikan tiap gaya pembelajar. Diagram ini
mendeskripsikan gaya belajar yang cocok untuk setiap jenis pembelajar.
KONKRET
Pembelajar Dinamis Pembelajar Inovatif
MELAKUKAN MELIHAT
Pembelajar Logis Pembelajar Analitis
ABSTRAK
Gambar 05: Gaya belajar
KONKRET
4. Intuitif/Menyeluruh 1.Arti Sosial/Pribadi
Pembelajaran yang Tanya Jawab
bersifat penemuan Belajar Kelompok
Diskusi
MELAKUKAN MELIHAT
3. Pengalaman Indera 2. Bersifat informasi/fakta
Proyek Mandiri Ceramah
Coaching/Fasilitator Sesi Berpikir
Simulasi
ABSTRAK
Gambar 06: Gaya Pengajaran yang cocok
2. Memahami Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Berikut adalah jenis-jenis metode pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan dalam menyusun RPP sebagai berikut:
(i) Diskusi
terbuka: ajukan pertanyaan pada seluruh peserta didik atau kelompok.
Untuk menghindari pemborosan waktu, guru dapat menyatakan sebelumnya
bahwa hanya meminta 4 atau 5 peserta didik untuk mengajukan pendapat
dengan mengacungkan tangan.
(ii) Tanya-jawab
dengan kartu respon: guru meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan pada kartu atau potongan kertas dengan tidak menuliskan nama
atau identitas lain.
(iii) Tanya
jawab dengan polling: Guru melakukan survei singkat untuk memperoleh
data secara cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan survey verbal misalnya
dengan meminta peserta didik mengangkat tangan atau mengangkat kartu
jawaban
(iv) Diskusi kelompok: Guru meminta peserta didik berkelompok dengan anggota tiga atau lebih untuk berbagi informasi, berdiskusi
(v) Diskusi
berpasangan: Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas atau
berdiskusi dengan teman di dekatnya secara berpasangan. Belajar
berpasangan cocok untuk mengerjakan tugas yang rumit.
Beberapa tugas yang dapat diberikan pada kegiatan belajar berpasangan:
· Mendiskusikan bacaan singkat
· Saling bertanya terkait dengan reaksi pasangan terhadap tugas membaca, materi pelajaran atau yang lainnya
· Saling mengritik pekerjaan pasangan
· Saling bertanya tentang hasil membaca
· Merangkum pelajaran yang baru diberikan
· Mengembangkan pertanyaan yang akan diajukan pada guru
· Mengalisis masalah tertentu, latihan atau percobaan
· Saling menguji pasangan
· Merespon pertanyaan yang diajukan guru
· Membandingkan catatan pelajaran yang dibuat di kelas
(vi) Diskusi
Panel: guru meminta beberapa peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya di depan kelas seperti dalam bentuk diskusi panel. Peserta
didik-peserta didik yang duduk di depan menghadap ke teman-teman lain
berperan sebagai panelis. Kemudian secara bergiliran peserta
didik-peserta didik lain menjadi panelis.
(vii) Fishbowl
(diskusi melingkar): Guru meminta beberapa peserta didik untuk
melakukan diskusi secara melingkar dan peserta didik yang lain
mendengarkan dalam format melingkar di luar nya. Kemudian buat lingkaran
kecil di dalamnya untuk melanjutkan diskusi
(viii) Metode
tanya-jawab yang dikemas dalam berbagai permainan: Guru menggunakan
permainan dalam pembelajaran. Berbagai jenis kuis di TV dapat diterapkan
di kelas dengan beberapa modifikasi (misalnya who wants to millioner, gamezone, permainan kata, teka-teki silang,dll). Siswa beradu cepat untuk menjawab pertanyaan.
(ix) Tanya-jawab
berantai : guru memanggil seorang peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya/bertanya. Setelah selesai giliranya, peserta didik ini
diminta menunjuk peserta didik lain menyampaikan pendapatnya.
(x) Silih
tanya : guru menugaskan siswa membaca materi lalu membuat pertanyaan
dan jawaban dari yang dibaca.didengar. Guru mengatur siswa saling
bertanya dan saling menilai ketepatan jawaban.
(xi) Ceramah : guru banyak berperan menyampaikan isi pembelajaran dengan cara presentasi di depan peserta didik.
(xii) Demonstrasi : metode pembelajaran dengan cara mendemontrasikan cara bekerjanya suatu proses, prinsip, dan sebagainya.
(xiii) Simulasi: metode pembelajaran dengan cara memainkan peran-peran tertentu yang bukan sesungguhnya.
(xiv) Penugasan
: guru mengaskan siswa untuk (a) mengamati objek, (b) mewawancarai
sumber, (c) mencoba melakukan suatu pekerjaan/kegiatan, dan (d) mencoba
membuat produk tertentu.
b. Kiat-kiat Menentukan Kegiatan Pendahuluan, Inti, Penutup dalam Penyusunan RPP
Pendahuluan
dilakukan untuk membangun ketertarikan/ motivasi atau pengaitan
dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Pendahuluan bisa dilakukan
dengan contoh kegiatan berikut.
(i) Guru
membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang telah
dipelajari dan hubungannya dengan apa yang akan dipelajari
(ii) Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar/ yang dialami peserta didik
(iii) Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya dengan apa yang akan dipelajari
(iv) Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa yang akan dipelajari
(v) Cerita
atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi, gambar,
grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian
peserta didik terhadap apa yang akan dipelajari.
(vi) Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang akan disampaikan
(vii) Pertanyaan: Guru mengajukan pertanyaan pada peserta didik sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran
Kegiatan
inti untuk mengoptimalkan pelibatan peserta didik dalam mencapai
pemahaman, penemuan konsep, latihan keterampilan tertentu yang
berkaitan dengan pencapaian kompetensi tertentu. Kegiatan inti dalam RPP minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi.
(i) Mengamati
contoh dan ilustrasi: Guru menyediakan contoh dan ilustarsi dalam
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran. Guru juga dapat
membuat perbandingan antara materi pelajaran dengan pengalaman peserta
didik.
(ii) Melakukan
demonstrasi dengan alat peraga tertentu. Guru menggunakan alat peraga
untuk mendemostrasikan suatu peristiwa/ konsep/ cara kerja ketika
menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika menjelaskan warna-warna dalam
pelangi guru dapat menggunakan gelas yang berisi air untuk percobaan
pelangi. Peserta didik mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru
dipandu pertanyaan-pertanyaan yang relevan
(iii) Melibatkan
peserta didik dalam melakukan pengamatan, investigasi, wawancara dengan
nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/ berlatih keterampilan
tertentu
(iv) Menantang:
Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan pertanyaan yang menantang
pada peserta didik, misalnya memberikan contoh dari pelajaran yang
disampaikan atau menjawab kuis.
Penutup pelajaran untuk penguatan yang dapat berupa:
(i) Penyimpulan dan refleksi
(ii) Aplikasi:
Hadapkan suatu masalah atau pertanyaan pada peserta didik-peserta didik
untuk menyelesaikannya berdasarkan penjelasan dalam pembelajaran.
(iii) Reviu: Minta peserta didik-peserta didik untuk mereviu isi pelajaran dengan yang lain atau memberi mereka tes skor reviu.
iv. Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian
c. Prinsip-Prinsip Penilaian
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen dan penilaian, yaitu:
(i) Berorientasi
pada kompetensi, yaitu harus mampu menentukan apakah peserta didik
telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan dalam kurikulum
(ii) Menyeluruh,
penilaian hendaknya menilai peserta didik secara menyeluruh, mencakup
semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif dan psikomotor.
(iii) Valid, penilaian harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar peserta didik.
(iv) Adil
dan terbuka, penilaian harus adil terhadap semua peserta didik dan
semua kriteria dan pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi
semua pihak.
(v) Mendidik,
penilaian merupakan penghargaan bagi peserta didik yang berhasil dan
sebagai pemicu bagi peserta didik yang kurang berhasil.
(vi) Menyeluruh,
penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan prosedur
untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar peserta didik yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
(vii) Berkesinambungan, penilaian hendaknya dilakukan secara terencana dan terus-menerus, dan
(viii) Bermakna,
penilaian yang dihasilkan diharapkan benar-benar menggambarkan perilaku
yang sesungguhnya dari peserta didik. Karena tidak ada satupun bentuk
penilaian yang dapat menghadirkan gambaran yang otentik, maka diharapkan
guru menggunakan berbagai bentuk penilaian.
d. Aspek-aspek Pembelajaran yang Dapat Dinilai dari Peserta didik
Beberapa hal yang bisa menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah:
(i) Aspek akademis, meliputi apa yang diketahui, dipahami dan tersimpan dalam otak peserta didik.
(ii) Aspek
pemikiran, meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja konseptual,
penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah serta kemampuan menyusun
argumentasi.
(iii) Aspek
keterampilan, meliputi ketrampilan komunikasi tulis dan lesan,
ketrampilan meneliti, ketrampilan dalam mengorganisasi dan menganalisis
informasi dan ketrampilan teknik.
(iv) Aspek
sikap, meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara
yang baik, kegemaran membaca, kegemaran bepikir ilmiah dan sebagainya
(v) Aspek
Kebiasaan kerja, meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu,
menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik mungkin dan
sebagainya.
e. Cara melakukan Penilaian
Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk penilaian kerja (performance
Penilaian), melalui portofolio, penilaian afektif, dan rubrik.
· Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang
meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan, ketrampilan dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas
yang bermakna dan melibatkan peserta didik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Karakteristik dari tes kinerja ada dua: 1) peserta tes
diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu
produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan) seperti melakukan
eksperimen, praktek dan sebagainya. 2) Produk dari tes kinerja lebih penting dari pada perbuatan atau kinerjanya.
Langkah-langkah
menyusun penilaian kinerja adalah sebagai berikut. Pertama, persiapan
penilaian kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama dilakukan
identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian
kinerja. Kita dapat menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan:
(i) Konsep, ketrampilan atau pengetahuan apa yang akan dinilai
(ii) Apa yang seharusnya diketahui oleh peserta didik
(iii) Bagaimana kinerja peserta didik yang diharapkan?
(iv) Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori ataukah proses.
Kedua,
memilih kegiatan yang cocok untuk menilai peserta didik. Selain
berdasarkan tujuan penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain adalah:
(i) Batasan waktu yang tersedia
(ii) Ketersediaan sumber daya alat di kelas.
(iii) Seberapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja peserta didik.
Kegiatan
dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan formal.
Kegiatan informal dilakukan jika guru menilai kinerja peserta didik
tanpa sepengetahuan peserta didik misalnya menilai peserta didik
berinteraksi dan bekerja dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal
adala penilaian kinerja dimana peserta didik mengetahui bahwa dirinya
dinilai dengan melalui kegiatan yang menunjukkan kinerjanya maupun
menyelesaikan suatu proyek.
Ketiga,
menentukan kriteria kualitas kinerja peserta didik. Dalam kurikulum
berbasis kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator
kompetensi. Penyusunan kriteria dapat pula dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
(i) Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
(ii) Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
(iii) Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
(iv) Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan peserta didik yang dapat diamati.
(v) Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif.
Keempat,
menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria
benar salah melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas.
Untuk itu diperlukan sebuah rubrik yang sederhana dan jujur yang
mencerminkan kriteria kinerja.
Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai kinerja antara lain adalah:
(i) Teknik ceklis, dalam pendekatan ini guru mengindikasi apakah elemen tertentu kinerja terdapat dalam ceklis.
(ii) Teknik
naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang terjadi
pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru dapat
menentukan seberapa dekat kinerja peserta didik dengan standar yang ada.
(iii) Teknik skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi seberapa besar derajad kinerja mendekati standar.
(iv) Metode hapalan, dalam hal ini guru menggurulkan memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sukses atau tidak.
Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan
anak membaca, kegiatan fisik atau olahraga, praktikum. Idealnya guru
harus dapat mengamati keseluruhan kinerja peserta didik, namun jika
jumlah peserta didik terlalu banyak perlu dicarikan alternatif dengan
membuat tabel-tabel pengamatan yang praktis.
· Penilaian Portofolio
Portofolio adalah pengumpulan secara sistematis hasil kerja seseorang.
Penilaian portofolio merupakan strategi penilaian dengan cara
mengumpulkan dan menilai hasil kerja dan tugas peserta didik secara
berkelanjutan sebagai acuan bagi guru untuk melihat apakah telah terjadi
kemajuan belajar pada diri peserta didik. Sebagai gambaran sebutlah Bu
Nindi seorang guru SD kelas awal meminta peserta didik setiap minggu
untuk mengumpulkan hasil kerja berupa gambar dan cerita tentang gambar
itu. Jika minggu lalu peserta didik mengumpulkan hasil pertamanya, pada
minggu berikutnya peserta didik diminta untuk memperbaiki hasil kerjanya
pada kertas yang lain, baik gambar maupun tulisannya. Demikian
selanjutnya pada minggu-minggu berikutnya sehingga masing-masing peserta
didik memiliki kumpulan hasil kerja (portofolio). Dua atau tiga kali
dalam satu semester Bu Nindi mengajak peserta didik untuk berdiskusi
tentang hasil-hasil kerja masing-masing. Pada akhir semester karya-karya
terbaik masing-masing peserta didik dipamerkan kepada orang tua
sekaligus untuk acara pengambilan rapot. Apa yang dilakukan Bu Nindi
merupakan salah satu bentuk penilaian portofolio.
Melalui
penilaian portofolio itu, berbagai hal didapatkan oleh Bu Nindi
misalnya apakah seseorang mengalami kemajuan dalam menggambar dan
menulis dalam semester ini. Siapa yang memiliki potensi menulis yang
besar, dan siapa peserta didik yang mengalami kesulitan. Bu Nindi juga
bisa menunjukkan kepada orang tua tentang perkembangan atau
ketidakberkembangan peserta didik. Secara umum Bu Nindi juga dapat
mengevaluasi pembelajarannya.
· Penilaian Afektif
Penilaian
afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti
sikap, minat, motivasi, serta perilaku-perilaku positif lainnya.
Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap
perilaku siswa di masa depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan
pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar karena siswa yang
memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa
depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Penilaian afektif dilakukan baik dalam
pencapaian KD maupun sebagai dampak pengiring pembelajaran.
Penilaian Afektif dalam Pencapaian Kompetensi Dasar
Dalam kelompok mata pelajaran Akhlak Mulia dan Kepribadian, penilaian
afektif menjadi fokus utama. Penilaian afktif dalam pembelajaran agama
misalnya, menanamkan kebiasaan berperilaku jujur, sabar, dan perilaku
positif lainnya. Penilaian terhadap kompetensi tersebut dilakukan dengan
mengamati indikator-indikator tidak langsung yang menunjukkan
terjadinya perilaku-perilaku tersebut. Dalam Standar Penilaian
ditentukan prinsip penilaian afektif dari berbagai KD mapel tertentu
sebagai berikut.
• Penilaian
akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME dilakukan oleh guru agama dengan
memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain
yang relevan;
• Penilaian
kepribadian adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan
dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan
sumber lain yang relevan;
Penilaian Afektif dalam pembelajaran secara umum
Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan perilaku-perilaku yang antara lain:
(i) Sikap
terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang lebih
baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir semester
dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali.
Setidaknya siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran
setelah pembelajaran berlangsung.
(ii) Sikap
positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang baik
terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar
cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.
(iii) Sikap
positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi
oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang terjadi di
kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa.
(iv) Sikap
positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap yang lebih
toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender, kebangsaan dan
keagamaan.
(v) Selain
itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran,
integritas, keterbukaan terhadap kritik, kerjasama, dan
perilaku-perilaku positif lainnya.
Pelaksanaan penilaian afektif
Dalam
penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi, wawancara,
komentar orangtua/teman/guru, atau dokumen-dokumen pendukung seperti
buku penghubung orangtua dan sekolah, jurnal harian siswa, jurnal
pelaksanaan sholat Jumat, sholat jamaah, buku pelanggaran, dan
sebagainya. Karena itu, pada Standar Penilaian telah diatur bahwa
penilaian afektif terhadap kelompok mata pelajaran Akhlak dan
Kepribadian perlu mempertimbangkan catatan dari guru-guru lain.
Dalam
penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi atau
mengadministrasikan instrumen atau quiesioner yang menggunakan skala Likert.
Box 19: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif
Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup
Kelompok peserta didik ……………..
|
· Peranan Rubrik dalam Penilaian
Rubrik
adalah gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau evaluator
sebagai panduan dalam menganalisis/menskor produk yang dihasilkan
peserta didik atau proses yang dilakukan oleh peserta didik. Rubrik
umumnya diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau
mengevaluasi permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh
sederhana rubrik adalah pedoman penskoran yang kita buat untuk menskor
hasil tes esay peserta didik. Tanpa adanya rubrik mungkin penskoran kita
akan bias dan dipengaruhi ole perasan sesaat kita atau dengan kata lain
tidak objektif.
Cara Menyusun Rubrik
Tahap-tahap menyusun rubrik adalah:
(i) Menentukan aspek-aspek penting yang menjadi kriteria suatu kompetensi
(ii) Menentukan bobot tiap-tiap aspek dan skor maksimal sebagai cerminan dari pembobotan (skor maksimal tinggi berarti bobot tinggi)
(iii) Merinci indikator (ciri-ciri) kondisi kinerja/produk yang mendapat skor maksimal hingga yang mendapt skor 0.
(iv) Menentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal
Contoh proses penyusunan rubrik unjuk kerja untuk KD menghafalkan dua surat pendek
Langkah 1 : Menentukan aspek-aspek penting yang menjadi kriteria suatu kompetensi
Aspek penting dari kompetensi menghafalkan surat pendek adalah (1) kelengkapan ayat surat al Adiyat dan surat al Insyiraah yang dihafal, (2) ketepatan tajwid, (3) kelancaran dalam menghafal, dan (4) penampilan dalam menghafal.
Langkah 2 : Menentukan bobot tiap-tiap aspek yang tercermin dalam skor maksimal
Bobot tidak sama (skor maksimal kelengkapan 4, kelancaran 3, ketepatan tajwid 2, dan penampilan 1). Jumlah skor maksimal 10
Langkah 3 : Merinci indikator (ciri-ciri) kinerja/produk yang mendapat skor maksimal hingga yang mendapat skor minimal.
Merinci
ciri-ciri aspek mulai dari yang mendapat skor maksimal sampai yang
mendapat skor minimal. Cara menggradasikan dapat melalui kelengkapan
unsur maupun gradasi kualitas. Bsa dengan persentase maupun kat-kata
yang menunjukkan kualitas. Yang penting ciri-ciri yang baik akan mudah
diamati. Semakin operasional ciri-ciri/ deskriptor yang diungkapkan
dalam suatu rubrik akan semakin baik.
Langkah 4 Menentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal
Ditentukan cara penentuan nilai dari skor maksimal yang ada.
Contoh
Rubrik penilaian membaca surat pendek
Tugas
Hafalkan surat al Adiyat dengan fasih dan tartil, lancar, benar ! 11 ayat
Hafalkan surat al Insyiraah dengan fasih dan tartil, lancar, dan benar! 8 ayat
Penghitungan nilai dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut:
Perolehan Skor
| ||||
tes kinerja =
|
---------------
|
X
|
Skor Ideal (100)
|
= . . .
|
Perolehan Skor
| ||||
Nilai =
|
---------------------
|
X
|
Skor Ideal (100)
|
= . . .
|
Skor Maksimal
|
Waktu Penggunaan Rubrik
Rubrik
diperlukan atau tidak diperlukan tidak bergantung pada mata pelajaran
atau tingkat kelas, tetapi lebih kepada tujuan penilaian. Rubrik sering
digunakan dalam portofolio, unjuk kerja, aktivitas kelompok, tes
produk, dan tes essay.
· Penilaian Afektif
Penilaian
afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti
sikap, minat, motivasi, serta perilaku-perilaku positif lainnya.
Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap
perilaku peserta didik di masa depan. Alasan mengapa kita perlu
mempromosikan pentingnya sikap positif peserta didik terhadap belajar
karena peserta didik yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan
menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa
sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.
Penilaian afektif dlakukan baik dalam pencapaian KD maupun sebagai
dampak pengiring pembelajaran.
Penilaian Afektif dalam Pencapaian Kompetensi Dasar
Dalam kelompok mata pelajaran Akhlak Mulia dan Kepribadian, penilaian
afektif menjadi fokus utama. Penilaian afktif dalam pembelajaran agama
misalnya, menanamkan kebiasaan berperilaku jujur, sabar, dan perilaku
positif lainnya. Penilaian terhadap kompetensi tersebut dilakukan dengan
mengamati indikator-indikator tidak langsung yang menunjukkan
terjadinya perilaku-perilaku tersebut.
Penilaian Afektif dalam pembelajaran secara umum
Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan perilaku-perilaku yang antara lain:
(vi) Sikap
terhadap mata pelajaran. Peserta didik seharusnya memiliki sikap yang
lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir
semester dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama
kali. Setidaknya peserta didik tidak memiliki sikap negatif terhadap
mata pelajaran setelah pembelajaran berlangsung.
(vii) Sikap
positif terhadap belajar. Peserta didik diharapkan memiliki sikap yang
baik terhadap belajar. Peserta didik yang memiliki sikap positif
terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.
(viii) Sikap
positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri peserta didik
dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang
terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri peserta didik.
(ix) Sikap
positif terhadap perbedaan. Peserta didik perlu mengembangkan sikap
yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender,
kebangsaan dan keagamaan.
(x) Selain
itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran,
integritas, keterbukaan terhadap kritik, kerjasama, dan
perilaku-perilaku positif lainnya.
Pelaksanaan penilaian afektif
Dalam
penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi, wawancara,
komentar orangtua/teman/guru, atau dokumen-dokumen pendukung seperti
buku penghubung orangtua dan sekolah, jurnal harian peserta didik,
jurnal pelaksanaan sholat Jumat, sholat jamaah, buku pelanggaran, dan
sebagainya. Karena itu, pada Standar Penilaian telah diatur bahwa
penilaian afektif terhadap kelompok mata pelajaran Akhlak dan
Kepribadian perlu mempertimbangkan catatan dari guru-guru lain.
Box 20: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Umum
|
· Rubrik
Setelah
Anda praktik membuat RPP, rubrik ini dapat digunakan untuk mengecek
dan memvalidasi apakah RPP yang telah dibuat sudah memadai sesuai dengan
rambu-rambu dan panduan yang diberikan atau belum.
Box 21: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun RPP
RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP
Nama penyusun : .......................................
Mata pelajaran : .......................................
KD/Unit/tema : .......................................
|
E. Penyusunan Silabus dan RPP dengan Pendekatan Pembelajaran Tematik
Sesuai dengan struktur dan muatan kurikulum yang ditetapkan,
pembelajaran di kelas I- III MI menggunakan pendekatan tematik. Dalam
panduan ini pembelajaran tematik dirancang dalam konteks pencapaian
Standar Isi. Dalam konteks pencapaian Standar Isi, pembelajaran tematik
dimaknai sebagai pola pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa KD
dari seluruh mata pelajaran dan mulok dengan menggunakan tema
tertentu. Pembelajaran tematik dilakukan sesuai dengan prinsip
pengembangan kurikulum yang selalu mengutamakan pada kesesuaiannya
dengan kondisi perkembangan peserta didik. Anak kelas I-III yang kondisi
perkembangannya masih dalam tahap kongkret memerlukan pembelajaran yang
bermakna dengan melihat keutuhan fenomena di sekitarnya. Dengan
pembelajaran tematik siswa membentuk konsep melalui suatu keutuhan dan
kontekstual.
Prinsip penentuan tema
a.
Sesuai dengan arah pendidikan di madrasah yaitu pada penanaman nilai
Islami sejak dini ( sesuai dengan arah pendidikan agama di madrasah
yang tertera pada Permenag No 2 2008)
b. Relevan dengan kompetensi dasar yang ada pada Standar Isi sehingga diharapkan mampu memperdalam KD.
c.
Sesuai dengan perkembangan psikhis anak (tema tidak abstrak) –
Misalnya untuk anak kelas 1 masih berorientasi pada diri sendiri
(Aqidahku teguh, Perayaan Maulid di Sekolahku
d.
Kontekstual ( penyajian tema-tema tertentu dirancang sesuai dengan
hari-hari besar Islam /Nasional). Misalnya, Perayaan Isro’ Mi’roj di
Sekolahku, Pahlawanku
e. Menanamkan nilai nasionalisme, persatuan, dan kesejajaran (sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum)
Berkaitan dengan tujuan dan prinsip di atas, pemilihan tema bisa dilakukan dengan cara berikut.
1) Mengambil
dari isi salah satu KD dari mapel tertentu (mapel Aqidah Ahlak, IPA,
IPS, dsb) yang ada di kelas tertentu. Contoh pada lampiran ....
(jaring tema
KD: menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan
peliharaan dan lingkungan sekitar (kelas 1)
Tema : Aku Menyayangi Ciptaan Tuhan. Agamaku
Menebar Kasih Sayang
2) Abstraksi dari seluruh mapel yang ada pada jaring tema mingguan. Misalnya, Aqidahku Teguh, Jasmaniku Sehat
1. Langkah Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Secara
lebih rinci langkah –langkah penjabaran Standar Isi menjadi silabus
dan RPP dalam pembelajaran tematik diuraikan berikut.
a. Membaca
dan mendalami SK/KD satu semester/ satu tahun untuk semua mata
pelajaran pada kelas tertentu (misalnya, SK/KD satu tahun seluruh
mapel di kelas 1, di kelas 2 atau di kelas 3). Perlu analisis mendalam
keseluruhan SK/KD dalam Standar Isi untuk memperoleh gambaran
keseluruhan SK/KD dan hubungan serta kedalaman suatu SK/KD dalam suatu
mapel. Setelah melihat hubungan dan kedalamannya penyusun perangkat
pembelajaran tematik memperoleh gambaran utuh tema apa saja yang
berkaitan dengan KD dan bagaimana pengaitan menentukan pemetaan yang
menunjukkan urutan penyajian/ pengelompokan SK/KD dan alokasi waktu
yang disediakan untuk SK/KD tertentu.
b. Penentuan
minggu efektif dan penentuan jumlah kelompok KD/ jaring tema dalam 1
semester/1 tahun. Menghitung minggu efektif di madrasah dengan cara(1)
menentukan jumlah minggu dalam 1 tahun (a), dan (2) menentukan jumlah
minggu yang tidak efektif (b), (3) menentukan minggu efektif dalam satu
tahun dengan cara a – b = c (minggu efektif dalam satu tahun).
Penentuan jumlah kelompok KD/ jaring tema dilakukan dengan
mempertimbangkan minggu efektif yang ada. Misalnya, dengan 17 minggu
efektif satu semester ditentukan 8 tema dengan pertimbangan 1 tema
diajarkan sekitar 2-3 minggu. Pada lampiran dicontohkan 8 tema dan
tiap tema cakupan KD akan dibuat relatif sama sehingga tiap tema
disajikan 2 minggu dengan rincian 1 minggu pembelajaran dan 1 minggu
berikutnya dengan jadwal pelajaran yang sama dilakukan penilaian dan
remedial terhadap KD-KD yang telah dibelajarkan. Pada contoh lampiran
ini pemilihan tema dilakukan dengan mengambil salah satu KD dari mapel
tertentu. Misalnya, dari KD Aqidah Ahlak, IPS, IPA, PKn, dan
sebagainya. Pengambilan tema dari isi KD dimaksudkan untuk memudahkan
pemaduan dengan standar isi. Teknik pengambilan tema bisa dilakukan
dengan cara lain.
c. Membuat
pemetaan KD mapel/tema. Pada kegiatan ini guru menentukan
kelompok-kelompok KD dari berbagai mapel yang relevan untuk dipadukan
dalam pembelajaran tematik (pemetaan KD mapel). Untuk mencapai
keseluruhan standar isi minimal, pemaduan pada contoh dilakukan pada
semua mapel dalam standar isi dan ditambahkan mulok. Ini hanya salah
satu teknik, teknik pemaduan dengan cara lain sangat dimungkinkan.
Penentuan kelompok-kelompok KD yang akan dipadukan disebut pemetaan KD
mapel. Penyusunan pemetaan KD mapel dilakukan dengan cara (1)
menentukan mapel yang akan dipadukan (pada contoh dipadukan seluruh
mapel pada standar isi dan mulok dengan ciri tiap kelompok memiliki
jenis mapel yang sama), (2) membagi habis /mengelompokkan KD- KD dari
berbagai mapel menjadi beberapa kelompok seperti yang telah
direncanakan (pengelompokan bisa dengan memilih KD-KD yang berada pada
urutan yang sama, bisa juga dengan memilih KD-KD yang berkaitan, bisa
mengulang KD-KD yang dianggap penting sesuai dengan kondisi peserta
didik pada kelompok KD/tema yang berbeda), (3) menentukan tema ( bisa
diambil dari salah satu KD Aqidah Ahlak, IPS, IPA , dan sebagainya yang
ada pada suatu unit/kelompok KD atau dengan teknik lain yang bisa
memayungi semua KD dan relevan dengan perkembangan peserta didik (4)
penentuan alokasi waktu per jaring tema (pada contoh ditentukan alokasi
waktu yang sama untuk kelompok KD/jaring tema yaitu 2 minggu dengan
pertimbangan bobot tiap kelompok KD dibuat relatif sama dan lebih
memudahkan dalam penyusunan jadwal)
d. Menyusun
program tahunan (prota) dengan cara (1) menuliskan urutan jaring tema
seperti pada pemetaan mapel selama satu tahun, (2) mencantumkan waktu
yang dialokasikan untuk setiap jaring tema pada satu tahun, (3)
menentukan alokasi jam pelajaran yang dibutuhkan setiap kelompok KD/
tema berdasarkan cakupan dan kedalaman KD yang akan dicapai maksimal 31
jam per minggu untuk kelas 1 dan 2 serta 33 jam untuk kelas 3 (sesuai
aturan pada standar isi)Minggu efektif tiap sekolah/madrasah diatur
sendiri asalkan dalam satu tahun tidak kurang dari 34 minggu dan tidak
lebih dari 38 minggu. Pada lampiran ini dicontohkan 17 minggu efektif
pada 1 semester.
e. Menyusun
program semester (prosem) dengan cara (1) merinci alokasi waktu untuk
tiap kelompok KD seperti pada prota ditambahkan waktu ulangan yang
direncanakan, (2) menambahkan rincian bulan dan minggu dalam 1 semester
dengan pendistribusian jam pelajaran efektif tiap minggu yang digunakan
untuk mencapai tiap KD. Urutan penyajian KD disesuaikan dengan pemetaan
yang telah dilakukan. Pengaturan urutan penyajian yang telah dirancang
pada jaring tema dituliskan pada prosem.
f. Menyusun
silabus dengan menjabarkan semua KD menjadi komponen-komponen
silabus yaitu (1) identitas/, (2) SK/KD, (3) materi, (4) kegiatan
pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7) alokasi waktu, dan (8)
sumber belajar. Urutan penulisan KD dalam silabus sesuai dengan jaring
tema yang dipetakan dan alokasi waktu sesuai dengan prota. Pada contoh
yang dilampirkan ini silabus hanya diberikan contoh satu tema saja. Tema
yang lain perlu dikembangkan sendiri oleh madrasah.
g. Menyusun
jaring tema harian dengan cara (1) menentukan hari efektif dalam tiap
minggu (ada madrasah yang memiliki hari efektif 6 hari ada juga yang
memilki hari efektif 5 hari), (2) membagi kelompok KD/jaring tema pada
pemetaan mapel menjadi jaring tema harian untuk tiap hari efektif (pada
lampiran ini dicontohkan pembagian jaring harian untuk 6 hari efektif
dengan pengulangan KD mapel Bahasa Indonesia karena konteks peserta
didik memerlukan penekanan pada pembelajaran membaca dan menulis), dan
(3) membuat jaring tema harian (webbing) berdasarkan pengelompokan pada
langkah sebelumnya, (4) menentukan urutan hari penyajian untuk tiap-tiap
jaring tema harian (pada lampiran dicontohkan jadwal pelaksanaan jaring
tema harian minggu pertama berupa kegiatan pemelajaran dan minggu
kedua berupa kegiatan penilaian)
h. Menyusun
RPP yaitu menjabarkan lebih lanjut silabus menjadi lebih operasional
terutama pada kegiatan pembelajaran dan wujud alat penilaiannya. RPP
dalam pendekatan tematik menjabarkan pelaksanaan suatu jaring tema
harian. 1 RPP untuk satu jaring harian. Untuk madrasah dengan 6 hari
efektif berarti membuat 6 RPP harian untuk 6 hari. Demikian juga untuk
madrasah dengan 5 hari efektif akan menyusun 5 RPP harian untuk 5 hari
efektif. Pada contoh, satu RPP harian dilaksanakan 5 x 35 menit.
Komponen RPP mencakup (1) identitas/tema dan alokasi waktu, (2) SK/KD,
(3) tujuan pembelajaran, (4) materi, (5) metode pembelajaran, (6)
kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil belajar, dan (8) sumber
belajar. Contoh yang disajikan hanya silabus dari satu jaring tema
dijabarkan menjadi 12 hari (2 minggu). RPP harian 1 -6 berupa
pembelajaran sesuai jaring tema dan 7 -12 mengulang pembelajaran yang
sama dengan pendalaman dan penilaian. RPP yang dicontohkan baru untuk 1
jaring harian pada kegiatan pembelajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Prinsip penyusunan pemetaan kompetensi dasar
1) Semua kompetensi dasar (KD) dalam standar isi berbagai mapel sebagai standar minimal harus tercakup pada pemetaan KD.
2) Guru perlu menambahkan KD mulok dalam pemetaan
3) Guru boleh mengintegrasikan pengembangan diri di madrasah tersebut melalui tema-tema yang disajikan
4) Jika madrasah memiliki guru Olah Raga secara khusus, perlu dilakukan tim teaching
untuk mengajarkan pelajaran Olah raga dalam konteks tematik. Karena, KD
Penjaskes masih relatif dasar sehingga lebih baik dipadukan dalam
keseluruhan mapel. Begitu juga untuk mapel-mapel yang lain diusahakan
mengikuti keterpaduan dalam pembelajaran tematik.
5) Karena
Standar Isi tidak mengatur alokasi waktu per mata pelajaran di kelas
1-3 perlu penekanan pada mapel-mapel yang relevan dengan konteks
madrasah. Misalnya, untuk madrasah dengan kondisi input siswa yang elum
bisa membaca dan menulis, KD mapel Bahasa Indonesia perlu banyak diulang
karena penekanan kurikulum kelas 1-3 masih berfokus pada pembentukan
kemampuan membaca dan menulis.
6) Pengembangan
diri di suatu madrasah dapat digunakan sebagai pengayaan dan pendalaman
KD mata pelajaran agama (Fikih, SKI, Aqidah Akhlak, Quran Hadist).
7) Pembuatan jaring tema mingguan mempertimbangkan kondisi siswa dan kondisi prasarana madrasah
8) Pemetaan pada jaring tema ini bertujuan untuk mendekatkan serta mengaitkan KD yang mempunyai hubungan fungsional
9) Guru
juga melakukan pemetaan dengan mempertimbangkan waktu penyajian dengan
konteks yang akan dialami siswa. Contoh: KD dalam tema tentang Taaruf/
Diri Sendiri disampaikan pada awal semester I disaat siswa baru tahap
proses berkenalan dengan teman-temannya. KD Pemetaan dirancang dengan
cara mendekatkan penyajian KD dengan peristiwa nyata yang dihadapi siswa
saat tersebut. Adapun contoh pemetaan KD pada pembelajaran tematik terdapat pada lampiran Jaring tema semester.
2. Prinsip penyusunan jaring tema harian
1) Semua kompetensi dasar (KD) dalam satu tema harus tercakup pada jaring tema harian.
2) Guru
perlu mempertimbangkan indikator tiap KD yang telah disusun dalam
silabus untuk dijadikan jaring tema harian. Guru mengatur indikator
tertentu dari suatu KD akan dicapai pada hari tertentu dan indikator
yang lain pada hari berikutnya atau serentak dicapa pada satu hari. Di
sini perlu pengaturan dengan prinsip kelogisan urutan penyajian
indikator.
3) Indikator
yang penting dalam konteks pembentukan kompetensi calistung (membaca,
menulis, berhitung) bisa diulang sesuai dengan kondisi madrasah dan
kondisi siswa
Tiap
jaring tema harian berisi KD-KD beberapa mata pelajaran dan
indikatornya yang disajikan secara utuh pada satu hari. Lihat contoh
pada lampiran ada 12 jaring tema harian untuk 2 minggu (lampiran jaring
tema harian)
Penyusunan Silabus dan RPP
Silabus
pembelajaran tematik disusun dengan mengembangkan komponen seperti pada
pendekatan mata pelajaran. Lihat uraian pada pengembangan komponen
silabus dan RPP pada mata pelajaran. Bedanya, silabus pada pembelajaran
tematik , KD-KD mapel sudah dilata per tema baru dijabarkan komponen
silabusnya. Contoh silabus tematik lihat lampiran.
Setelah
jaring tema harian dirancang baru dapat dilakukan penyusunan RPP. RPP
mengatur penyajian jaring tema harian dengan rincian KD dan indikator
mana yang akan disajikan terlebih dahulu dan mana yang akan disajikan
kemudian. Selain itu, juga akan dijabarkan lebih rinci kegiatan yang
akan dilakkan pada tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Berapa waktu
yang akan dibutuhkan pada setiap tahapan juga diatu pada penulisan RPP.
Sama dengan penyusunan RPP mapel, penulisan komponen RPP dapat dilihat
pada jabaran penulisan RPP pada uraian sebelumnya. Dari satu jaring
tema harian dibuat satu RPP. Pada contoh yang dilampirkan pada panduan
ini satu jaring tema harian dibuat satu RPP (lihat lampiran RPP
pembelajaran tematik).
Langganan:
Postingan (Atom)