Cerita Inspiratif
Hanya Maaf, Tolong dan Terima Kasih
Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana karena kepala sekolah sudah waktunya untuk pensiun meskipun dari kondisi fisik dan kemampuan masih memungkinkan untuk menjabat sebagai kepala sekolah. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan kepala sekolahnya yang segera memasuki masa pensiun dari jabatan tersebut.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan
dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih
dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut,
yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang penjaga
sekolah yang merangkap sebagai petugas kebersihan dan tukang kebun
sekolah yang telah bekerja cukup lama di sekolah itu.
Terima kasih Pak Kepala sekolah karena Bapak selalu mengucapkan "TERIMAKASIH" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak. Terimakasih Pak Kepala sekolah atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Kepala sekolah buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Kepala sekolah berada. Amin."
Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Kepala sekolah mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang penjaga sekolah yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan sekolah.
Pak Kepala sekolah tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si penjaga sekolah tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Kepala sekolah akan mereka teruskan sebagai budaya di sekolah itu.
Pembaca Yang Budiman,Tiga kata "MAAF, TOLONG, TERIMAKASIH" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.
Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.
Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti MAAF, TOLONG, dan TERIMAKASIH dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar